Jasa Marga, Kucuran Dana Pinjaman Bagi Mitra Binaan
Kata Indo. Sebanyak 48 mitra binaan Jasa Marga cabang Jakarta Cikampek mendapat
dana pinjaman hingga Rp 750 juta. Dana itu diberikan sebagai penguat
usaha mereka yang telah ditekuni selama beberapa tahun. Manager
Community Development Program pada Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek,
Deni Ardiandi mengatakan, dana pinjaman ini diberikan sebagai bentuk
pertanggung jawaban sosial perusahaan selaku Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) kepada masyarakat sekitar.
Menurut dia, besaran bunga kredit yang dibebankan lebih rendah dari lembaga lain, yakni 3% per tahun.”Besaran pemberian dana pinjaman ini bervariasi, ada yang Rp 10 juta sampai Rp 15 jutaan,” katanya. Apalagi, alokasi dana yang disiapkan untuk kredit pinjaman ini mencapai Rp 1,5 miliar.
Penyalurannya dilakukan secara dua tahap. Pertama untuk di sekitar perusahaan dan kedua di daerah Karawang dan Purwakarta yang menjadi daerah lintasan tol Japek. “Kegiatan ini merupakan program dari pemerintah pusat supaya BUMN turut berpartisipasi terhadap lingkungan sekitar dari bidang usaha,” ungkapnya.
Saat ini, Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek mencatat ada 1.584 pelaku usaha yang masih terjalin dalam program pinjaman kredit. Jenis usaha yang ditekuni oleh mitra binaan ini beragam, seperti usaha kuliner, warung kelontong, bengkel, dan sebagainya. Bahkan, program ini sudah dilakukan lembaganya sejak tahun 1992.
Apalagi, bila diproyeksikan jumlah warga yang pernah menjalin program pinjaman kredit ini mencapai 2 juta orang. “Untuk yang masih terjalin ada 1.584 pelaku usaha dan mereka ada yang baru menjalin. Ada juga yang sudah menjalin pinjaman sebelumnya,” ujarnya. Deni mengaku, penyaluran kredit pinjaman ini dilakukan secara ketat.
Petugas lebih dulu menjajaki keuangan para pelaku usaha sebelum memberikan pernyertaan modal. Bila mereka mampu mengelola keuangannya, maka Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek akan menyalurkan kredit pinjaman. Penjajakan neraca keuangan mereka dilakukan guna meminimalisir dan menghindari adanya kredit macet akibat pelaku usaha yang kolaps.
Salah satu warga yang bernama Kadis Riyanto, 65, mengaku mengajukan pinjaman sekitar Rp20 juta. Anggaran tersebut digunakan oleh kakek dua anak ini untuk kebutuhan membangun kontrakan.
“Kontrakan itu dikhususkan untuk warga penghasilan rendah,” kata warga Kampung Sepatan RT 3 RW 1, Rawalumbu ini.
Menurut dia, besaran bunga kredit yang dibebankan lebih rendah dari lembaga lain, yakni 3% per tahun.”Besaran pemberian dana pinjaman ini bervariasi, ada yang Rp 10 juta sampai Rp 15 jutaan,” katanya. Apalagi, alokasi dana yang disiapkan untuk kredit pinjaman ini mencapai Rp 1,5 miliar.
Penyalurannya dilakukan secara dua tahap. Pertama untuk di sekitar perusahaan dan kedua di daerah Karawang dan Purwakarta yang menjadi daerah lintasan tol Japek. “Kegiatan ini merupakan program dari pemerintah pusat supaya BUMN turut berpartisipasi terhadap lingkungan sekitar dari bidang usaha,” ungkapnya.
Saat ini, Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek mencatat ada 1.584 pelaku usaha yang masih terjalin dalam program pinjaman kredit. Jenis usaha yang ditekuni oleh mitra binaan ini beragam, seperti usaha kuliner, warung kelontong, bengkel, dan sebagainya. Bahkan, program ini sudah dilakukan lembaganya sejak tahun 1992.
Apalagi, bila diproyeksikan jumlah warga yang pernah menjalin program pinjaman kredit ini mencapai 2 juta orang. “Untuk yang masih terjalin ada 1.584 pelaku usaha dan mereka ada yang baru menjalin. Ada juga yang sudah menjalin pinjaman sebelumnya,” ujarnya. Deni mengaku, penyaluran kredit pinjaman ini dilakukan secara ketat.
Petugas lebih dulu menjajaki keuangan para pelaku usaha sebelum memberikan pernyertaan modal. Bila mereka mampu mengelola keuangannya, maka Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek akan menyalurkan kredit pinjaman. Penjajakan neraca keuangan mereka dilakukan guna meminimalisir dan menghindari adanya kredit macet akibat pelaku usaha yang kolaps.
Salah satu warga yang bernama Kadis Riyanto, 65, mengaku mengajukan pinjaman sekitar Rp20 juta. Anggaran tersebut digunakan oleh kakek dua anak ini untuk kebutuhan membangun kontrakan.
“Kontrakan itu dikhususkan untuk warga penghasilan rendah,” kata warga Kampung Sepatan RT 3 RW 1, Rawalumbu ini.
Comments
Post a Comment